Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah dan selainnya. An Nawawi mengatakan bahwa dikeluarkan dengan sanad yang hasan
Dalam hadits di atas terdapat dua nasihat, yaitu untuk zuhud pada dunia, ini akan membuahkan kecintaan Allah, dan zuhud pada apa yang ada di sisi manusia, ini akan mendatangkan kecintaan manusia.
Seseorang yang zuhud mereka mempunyai keimanan yang kuat kerana tidak mudah terpengaruh dengan perhiasan dunia namun menjadikan dunia sekadar alat untuk mencapai maksud akhirat atau tujuan. Mereka yang zuhud tidak terkesan dengan kenikmatan dunia. Namun zuhud tidak bermaksud miskin harta. Kerana ada orang kaya yang zuhud tetapi mereka yang tidak terkesan dengan segala harta kekayaan yang dimiliki, ibarat seorang buta yang tinggal di dalam rumah yang cantik. Walaupun dia memiliki rumah yang cantik, tetapi dia tidak nampak bahawa itu kekayaanya. Namun dia amat menyedari bahawa semua itu adalah pinjaman dari Allah yang pada bila-bila masa boleh diambil kembali olehNya.
Individu yang zuhud nyatanya tidak terkesan atau leka dengan nikmat dunia yang ada padanya. Mereka juga tidak dengki dan irihati dengan nikmat yg ada pada seseorang tanpa perasaan tersebut. Orang yang zuhud juga tidak menunjukkan apa yang ada atau apa yang mereka miliki dan merasa bangga dengannya.
Orang yang zuhud sentiasa menyedari hakikat diri dan kehidupan. Mereka bahkan sering berdoa kepada Allah supaya tidak terjerumus ke lembah kesesatan dan terleka oleh dunia. “Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.” [HR. Tirmidzi (3502); An Nasaai dalam 'Amalul Yaum wal Lailah (402); Al Hakim (1/528); Al Baghawi (1374). At Tirmidzi mengatakan, "Hadits hasan gharib
Menurut penjelasan Abi Nabilah berdasarkan penjelasan Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ahkam, zuhud pada sesuatu adalah berpaling darinya dengan sedikit dalam memilikinya, menghinakan diri darinya serta membebaskan diri darinya manakala zuhud dunia secara umumnya membawa kpd 3 perkara iaitu;
1)Lebih meyakini rezeki yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan kita. ini hya berlaku dgn keimanan yg kukuh bhwa Allah lah yg menetap dan memberi rezki
2)Zuhud adalah apabila ditimpa musibah dalam kehidupan dunia seperti hilangnya harta, anak, atau selainnya, maka dia lebih senang memperoleh pahala atas hilangnya hal tersebut daripada hal itu tetap berada di sampingnya. Hal ini juga hasil dari i sempurnanya rasa yakin kepada Allah.
3)Zuhud adalah hamba memandang sama orang yang memuji dan mencelanya ketika dirinya berada di atas kebenaran. Ini adlah tanda bahwa dirinya zuhud terhadap dunia, menganggapnya sebagai sesuatu yang remeh, dan sedikitnya kecintaan dirinya kepada dunia.
Tazkirah di petik dari diskusi FB dan penerangan oleh Abu Nabilah.
No comments:
Post a Comment